MANUSIA MENURUT HINDU DAN ALKITAB
I. MANUSIA MENURUT PANDANGAN AGAMA HINDU
Agama Hindu berpendapat bahwa pada hakekatnya manusia adalah maya (tidak nyata), yang nyata dan sempurna hanyalah Brahma. Mereka juga mengakui bahwa manusia adalah bagian dari mikrokosmos dan dunia adalah makrokosmos.
Penganut agama Hindu sangat percaya adanya Samsara/Purnabawa, yang artinya kelahiran yang berulang-ulang di dunia sesuai dengan Karma Pala, dimana setiap kelahiran akan diikuti dengan kematian dan kematian akan diikuti dengan kelahiran.
Kelahiran kembali setiap mahluk di dunia ini, menurut Hindu disebabkan adanya Karman (karma), dimana menurutnya seluruh perbuatan yang dilakukan dalam hidupnya, baik atau buruk merupakan rangkaian sebab dari pada kehidupan alam berikutnya, yang harus dijalankan di dunia pula dengan dilahirkan kembali.
Tujuan hidup umat Hindu adalah Kama (kenikmatan, kesenangan), Artha (usaha-usaha untuk mendapatkan harta benda dan kekuasaan, kehormatan di dalam masyarakat), Dharma (kesesuaian dengan hukum, keselarasan, keberaturan, keseimbangan). Dan tujuan hidup tertingginya adalah Moksha.1
Penganut agama Hindu percaya adanya Moksha (Surga), di mana Surga dianggap sebagai kebebasan dan kelepasan dari ikatan dunia, bebas dari karma dan samsara.2 Penganut Hindu beranggapan bahwa orang mati rohnya sementara waktu masuk Sorga atau neraka, kemudian lahir kebumi dengan wujud lain, wujud baru itu tergantung pada karmanya. Wujud baru itu bisa berupa batu, tumbuh-tumbuhan, hewan atau manusia, mungkin juga dewa. Kelahiran kembali (Reinkarnasi) ini berlangsung terus-menerus dengan hukum karma, lingkaran hidup tersebut dinamakan Samsara (sengsara), dan dianggap sebagai malapetaka dan penderitaan.
_________________________________
1 Etika Kristen Bagian Umum,. DR. J.Verkuyl, Jakarta BPK Gunung Mulia, 1989, hal.263
2 Agama-agama di Indonesia, Dra. Seno Harbangan Siagian, Semarang, Satya Wacana, 1989.
hal.69
Menurut agama Hindu manusia sejak lahir sudah diklasifikasikan didalam susunan masyarakat, hal ini dikenal sebagai varna atau kasta. Setiap manusia yang lahir di dunia ini sudah masuk ke dalam varna-varna, dimana setiap varna sudah mempunyai kewajiban masing-masing yang tidak dapat diganti dengan varna yang lain. Contohnya kaum yang bukan Sudra berkewajiban menjalankan upacara-upacara, mempelajari buku veda, membuat api upacara, sementara kaum
Sudra tidak diperbolehkan melakukan hal tersebut (Agama-agama di Indonesia hal.72), bukan hanya itu kaum Sudra harus taat kepada varna-varna lain.
Manusia di dalam agama Hindu terdiri atas tubuh (rupa) dan Roh (nama). Manusia tidak memiliki kehidupan –pribadi dan tidak mempunyai tanggungjawab perseorangan.3 Tubuh jasmani di anggap semu.4 Tubuh jasmani dapat mati tetapi nama (tubuh halus) tidak dapat mati, ia terus bertugas dalam alam halus dalam mimpi kita
Agama Hindu tidak mengenal kepercayaan akan Allah, Sang Pencipta, karena itulah maka tidak dikenalnya penciptaan manusia menurut rupa dan gambarAllah.
Di dalam Rig Veda diajarkan bahwa jiwa orang yang telah meninggal akan dibawa oleh dewa agni (dewa api), yang mengkonsumsi ragawi manusia itu saat dikremasi. Kemudian jiwa tersebut akan menjadi dewa / ilah.5
Bagi penganut agama Hindu Bali jiwa manusia disamakan dengan api, air dan udara segar. Jika orang Bali meninggal rohnya akan kembali ke gunung terutama ke gunung Agung (gunung tertinggi di Bali).6
_________________________________________________
3 Etika Kristen Bagian Umum, DR. J.Verkuyl, Jakarta BPK Gunung Mulia, 1989. hal. 34. 3 hal.44.
4Diktat Kuliah Hinduisme dan Budhaisme, Pdt. Nathanael Wattileo, S.Th. M.A. hal. 8
II. MANUSIA MENURUT PANDANGAN ALKITAB
Manusia didalam Alkitab merupakan mahluk ciptaan Tuhan yang paling istimewa disbanding dengan mahluk lain, hal itu terlihat pada waktu Allah akan menciptakannya Allah mengadakan rencana terlebih dahulu (Kej. 1:26,27), demikian pula pada waktu Allah menciptakan perempuan (Kej.2:21-22). Manusia juga diciptakan menurut peta dan gambar Allah yang dalam bahasa Ibrani adalah “Selem” dan di dalam bahasa Yunani adalah “Eikon” (eikon), serta menurut rupa Allah yang dalam bahasa Ibrani “Demut”, dan di dalam bahasa Yunani “Homoiotes” (‘omoioteV), teladan Allah atau juga disebut Imago (Kej. 1:27).
Manusia diciptakan sebagai mahluk yang somatis-psykis (berjiwaraga). Tuhan membentuk manusia (di dalam bahasa Ibrani “Haadam”) dari demu tanah (adama) dan menghembuskan nafas kehidupan (nismat hajjim) ke dalam hidung manusia (Kej. 2:7)5.
Manusia ternyata diciptakan Tuhan dengan cara istimewa, dan manusia diberi tugas atau mandat Allah di bumi yaitu yang tercantum dalam Kejadian 1:28 “Penuhilah bumi dan tahlukanlah itu”, dimana manusia berkembangbiak, memerintah dan memelihara isi dunia, menahlukan dunia yang maksudnya adalah
untuk mengungkapkan rahasia-rahasia yang terkandung dalam alam ini untuk kesejahteraan manusia itu sendiri dan untuk pemeliharaan dunia ini.
Manusia adalah sebagai wakil Tuhan di dunia ini, manusia menerima mandat dari Tuhan untuk melaksanakan tugas di dunia. Dengan demikian manusia bertanggungjawab kepada Tuhan akan apa yang dilakukan selama ia hidup di dunia.
Di dalam pandangan Alkitab menjelaskan bahwa ada suatu garis batas antara Allah dan manusia, manusia ada karena diciptakan oleh Sang Pencipta yang tidak lain adalah Allah sendiri.
______________________________
5Etika Kristen Bagian Umum, DR.J. Verkuyl, Jakarta, BPK Gunung Mulia 1989, hal 44.
Menurut pandangan Alkitab manusia adalah satu pribadi yang terdiri dari tubuh, jiwa dan roh. Tubuh sebagai bagian dari pribadi yang kelihatan, sementara jiwa suatu bagian yang mempunyai pikiran, emosi dan kehendak,, jiwa juga berfungsi untuk melayani tubuh dan roh, dan roh adalah bagian yang yang dipakai untuk memuji Tuhan ataupun bersekutu dengan Tuhan. Manusia diberikan kehendak bebas oleh Tuhan untuk bertindak, menentukan pendapat.
Kematian secara Kristen adalah pemisahan antara tubuh dan roh, perpisahan ini tak luput dari penderitaan (Ibr. 2:9 ; 5:7), pemisahan tubuh dan jiwa terjadi karena diakibatkan oleh dosa (Roma 6:23), tubuh akan kembali ke asalnya yang tak lain adalah debu “ Engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu” (Kej. 3:15 ; Mzm. 90:3 ; Yes. 14:11 ; Pengkh. 12:7) dan jiwa akan
musnah dan tidak berfungsi karena yang dilayaninya (tubuh) sudah tidak ada, sementara roh manusia akan kembali kepada penciptanya pada saat ia mati (band. Luk 23:43). Peralihan antara dunia orang mati dan dunia orang hidup terjadi sekejap mata.6 Kita tidak membawa apapun ketika mati (1 Tim. 6:7 ; Pengkh. 5:14).
Firman Allah memberitakan bahwa setelah kematian terjadi dua kemungkinan, yaitu hidup yang kekal atau mati yang kekal. Jadi, manusia ditetapkan hanya mati untuk satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi (Ibr. 9:27).
________________________________________
6 Dunia orang mati, Volkhard Scheunemann, Batu Malang,YPPI, 1981, hal.40
PERBANDINGAN PANDANGAN HINDU DAN ALKITAB
TENTANG MANUSIA
Pandangan manusia menurut Hindu tentang keberadaan manusia di bumi ini sangat bertentangan dengan umat Kristen, terutama di lihat dari segi penciptaan di bumi ini. Reinkarnasi yang dianut agama Hindu bertentangan dengan Firman Tuhan yang tercantum dalam Kejadian 1:27, dimana Alkitab menjelaskan manusia diciptakan oleh – Nya, menurut rupa dan gambar – Nya.
Manusia bukan ada karena inkarnasi yang terus manerus, yang dapat mati dan hidup lagi sesuai dengan perbuatannya selama hidup didunia. Manusia sudah ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi (Ibr. 9:27). Manusia bukan berasal dari tumbuhan, hewan ataupun manusia yang sudah mati seperti ajaran umat Hindu, tetapi manusia diciptakan dan diberi nafas hidup oleh Allah hanya satu kali, tidak berulang-ulang kali. Tubuh akan musnah dan kembali pada asalnya yaitu debu (Kej. 3:15 ; Mzm. 90:3 ; Yes. 14:11, Pengkh. 12:7). Sementara roh orang mati berada mutlak di dalam kekuasaan Kristus, bukan dewa agni. Pada waktu seseorang dipanggil oleh – Nya (Mzm. 90:3) dan dijemput oleh malaikat – Nya ( Mat. 13:39 ; Luk. 16:22), maka roh itu langsung berangkat ke tempat tujuan masing-masing (1 Tesalonika 4:14 ; Mat.24:31 ; Luk. 12:20) dan tidak mungkin kembali (Ayb. 10 :20-22 ; Yes. 38:10-12), tanpa selang waktu barang satu atau dua hari, “Sesungguhnya hari ini juga engkau bersama-sama Aku didalam Firdaus “ (Luk. 23:43), “Pada malam ini juga” – “mereka akan menuntut jiwamu dari padamu” (Luk. 12:20).7
Menurut Hindu manusia dianggap sebagai keadaan fisik yang didiami atman, sementara atman sendiri adalah kesatuan yang tidak dapat dikenal dan tidak dapat dirumuskan. Manusia dalam keberadaannya seakan-akan maya, yang hidupnya hanya ditakdirkan untuk mengalami samsara. Jika kita bandingkan di dalam ---
_________________________________________________
7 Dunia Orang Mati, Volkhard Scheunemann, Batu Malang, 1981, YPPI, hal. 19
Alkitab hal ini sangat bertentangan, dimana manusia diberikan kebebasan untuk memilih, berkehendak ataupun bertindak, bahkan kebebasan untuk menjawab Firman Allah, sebab Allah adalah kasih (I Yoh. 4:8). Manusia adalah mahluk yang diciptaan oleh Allah, tetapi bukan Allah atau Ilahi, Allah menciptakan manusia agar dapat bersekutu dengan Dia. Kita diharapkan dapat mengerti jika Allah berfirman kepada kita.8
Kelahiran manusia di dunia bukanlah suatu penderitaan seperti anggapan agama Hindu, tetapi kelahirannya sudah ditentukan untuk memuliakan nama – Nya, bahkan manusia diberi kuasa dan wewenang untuk mengatur dan memelihara segala ciptaan – Nya dengan benar (Kej. 1:27 ; 2:15).
Tujuan hidup manusia menurut ajaran agama Hindu yaitu Kama dan Artha, tidak sesuai dengan ajaran Yesus dalam Matius pasal 4 ayat 1-11, dimana diantaranya Yesus mengatakan bahwa “Manusia hidup bukan dari roti saja tetapi dari setiap Firman yang keluar dari mulut Allah” (Mat.4:4). Namun ajaran Hindu mengenai Dharma sesuai dengan ajaran Alkitab, dimana sebagai manusia yang hidup di bumi Allah ingin umatnya selalu mengikuti aturan hukum yang berlaku di bumi demi terciptanya keselarasan hidup yang penuh damai dan saling mengasihi sesama manusia, seperti bagaimana kita mangasihi diri sendiri.
Aturan varna atau kasta di dalam ajaran Hindu sangat bertentangan dengan ajaran Kristus, sebab Kristus sendiri tidak membeda-bedakan manusia menurut kasta-kasta, suku, bahasa maupun budaya, justru sebaliknya Ia mengatakan dalam amanat agung – Nya “Jadikanlah semua bangsa murid Ku” (Mat. 28:20).
__________________________________
8Jalan Keselamatan, Werner Pfendsack – H.J.Visch, Jakarta, BPK GUNUNG MULIA 1989, hal. 27
KESIMPULAN
Manusia, dalam pandangan umat Hindu sangat bertentangan dengan pandangan Alkitab. Alkitab menjelaskan bahwa kehidupan manusia diciptakan oleh Allah dan semua itu juga adalah milik – Nya (Mazmur 124:1).
Sebagai Pencipta tentulah Allah menciptakan manusia dengan penuh kasih, bahkah karena kasihnya itulah kita diciptakan serupa dengan gambar – Nya (Kejadian 1:27), dan semua yang diciptakan – Nya semua demi kemuliaan – Nya (Mazmur 19:2-7).
Dengan demikian sebagai pengikut Kristus, marilah kita memahami bahwa manusia diciptakan oleh Allah dan akan kembali kepada Allah tanpa melalui proses inkarnasi yang dipengaruhi oleh karma.
Tuhan begitu besar menunjukan kasih – Nya kepada kita sudah selayaknya kita menghormati dan bersyukur kepada – Nya, dan karena itu pula kita harus ikut bertanggung jawab memelihara dan mengolah ciptaan – Nya, terlebih memelihara kehidupan kita pribadi, dengan demikian janganlah setiap umatnya kita menganggap tubuh dan segala fungsinya hina atau najis, melainkan harus dipelihara dengan rasa bertanggung jawab (Roma 14:10-12 ; Mat. 25:14-30).
Daftar Pustaka
- Dra. Seno Harbangan Siagian. Agama-agama di Indonesia. Semarang, Satya Wacana, 1986.
- DR. J. Verkuyl. Etika Kristen Bagian Umum. Jakarta, BPK. GUNUNG MULIA 1989.
- Pdt. Nathanael Wattileo, S.Th. M.A. Diktat kuliah Hinduisme dan Budhaisme.
- Volkhart Scheunemann. Dunia orang mati. Batu Malang, YPPI, 1981.
- Werner Pfendsack – H.J. Visch. Jalan keselamatan. Jakarta, BPK. GUNUNG MULIA, 1989.